KALAU CINTA SUDAH DIBUANG JANGAN HARAP KEADILAN AKAN DATANG...

Sabtu, 14 Mei 2011

Saat Iwan Fals Berakustik


TAK ada yang spesial  dengan Iwan Fals pada gitar akustiknya, karena sang musisi folk ini memang kerap dikenal dengan gitar akustik dan harmonikanya. Namun yang membedakan penampilan Iwan Fals pada Senin [31/05] malam itu dengan yang konser-konsernya yang megah adalah keintiman yang luar biasa indahnya. Ini semua terjadi dalam 'I Like Monday'-Hard Rock. Iwan Fals menjadi penampil kesekian dalam rangkaian seri I Like Monday, acara khas Hard Rock Cafe Jakarta yang baru kali ini digelar setelah sekian lama hibernasi. Sebelumnya, 17 Mei lalu, I Like Monday yang hadir dengan tema 'Unplugged Series 2010' ini sempat menghadirkan Slank yang ramai dipadati banyak orang.
   Sama seperti Slank, penampilan Iwan Fals malam itu pun juga penuh dijejali banyak orang, dari fans, jurnalis dan para tamu yang datang malam itu. Nikmatnya menonton Iwan Fals di panggung seperti Hard Rock adalah kita mendapatkan kita mendapatkan interaksi yang hangat. Disana ada celotehan Iwan Fals, sindiran-sindiran kepada tokoh politik tertentu, petuah-petuah bijaknya, tak ketinggalan emosi yang tergambar dalam mimiknya, senar gitar yang putus, semua terekam jelas dengan pandangan tak terlalu jauh.
  Membuka dengan “Mata Indah Bola Pimpong”, penonton diajak untuk kembali ke tahun 1987, ketika album Wakil Rakyat dirilis. Penonton pun tumnpah ruah dalam koor besar yang membahana di seluruh sudut ruangan Hard Rock. Kurang lebih 10 lagu dialunkan Iwan malam itu, semua ada dari lagu tema cinta [“Aku Bukan Pilihan”, “Ijinkan Aku Mencintaimu”], kritik sosial dan politik [“Guru Oemar Bakrie”, “Pesawat Tempur”,”Tikus Kantor”, “Bento”], dan lingkungan [“Tanam Siram”]. Selain Tanam Siram, “^O^” adalah lagu baru dari album barunya bertajuk Keseimbangan.
    Selain senar putus, aksi spontan lemparan uang dari penonton ke arah panggung saat reff “penguasa-penguasa berilah hambamu uang” di lagu “Pesawat Tempur” menjadi pemandangan menarik, selain pengantar di tiap lagu dan aksi harmonikanya yang bukan main nikmat terdengar. Usai lagu terakhir, demi melepas rasa dahaga penonton yang ingin meminta lebih, sebuah intro akustik Iwan dan gitaris Totok Tewel, melantukan “Satu-Satu” sebagai penutup yang manis. Saat Iwan Fals berakustik, ada seribu satu kenangan berbekas disana, termasuk Senin malam kemarin.|Mpim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar